Politik dan Ekonomi


Ekonomi dan politik sering dikaitkan sebagai sebuah kajian yang integral baik sebagai sebuah ilmu maupun dalam sebatas pembahasan keseharian saja. Namun, bagaimanapun juga dua entitas tersebut adalah ilmu yang terpisah dan memiliki metodologi dan prinsip-prinsip kajiannya sendiri. Berbedaan disini kalaupun ada sebenarnya bukanlah perbedaan yang benar-benar bulat, sebab di dalam kajian mengenai politik tidak akan bisa lepas dari permasalah dan motiv-motiv ekonomi, begitu juga sebaliknya, jadi tetap di dalam keduanya ada sebuah hubungan yang saling mempengaruhi. Sebagai contoh ketika komoditi suatu barang maupun jasa berada di sebuah pasar, struktur ekonomi punya peran signifikan dalam mengatur proses permintaan dan penawaran. Kadin, Bulog, Bank, Kementrian Pertanian, Kementrian Perindustrian dan Perdagangan bisa menjadi contoh dari struktur politik yang dapat mempengaruhi proses ekonomi di masyarakat, baik dengan kewenangan maupun regulasi yang dibuatnya.
Maka untuk memahami lebih lanjut tentang konsep ekonomi politik, sebelumnya kita harus dapat menganalisisnya wacana tersebut melalui dua hal. Pertama kita harus terlebih dahulu mengetahui dengan jelas perbedaaan konsep mendasar diantara keduanya, lalu yang kedua kedua kita harus dapat menganalisa hubungan teori dari keduanya, sebab terkadang ada bagian dari teori keduanya yang berhubungan sangat erat, namun pada teori lain hubungannya tidak terlalu kuat. Sekarang, untuk dapat memahami lebih jelas lagi tentang konsep dasar dari ekonomi dan politik, kita akan mulai dengan membuat semacam pemisahan pemaparan tentang konsep pendekatan yang digunakan oleh masing-masing entitas tersebut.
Pertama adalah pendekatan dalam konsep politik. Banyak ilmuan sosial dan politik saling berbeda pendapat dan bahkan timbul perdebatan tentang makna esensi dari politik atau ilmu politik tersebut. Lasswell (1936) memaknai politik sebagai “sapa mendapat apa, kapan, dan bagaimana”, sedangkan Morgenthau memaknai politik sebagai “perjuangan untuk mendapatkan kekuasaan”, bahkan ilmuan lain ada yang menyebutnya sebagai “seni dan ilmu memerintah”, “sosialisasi konflik”, “pola kekuasaan, aturan dan kewenangan”. Naum begitu, orang-orang dahulu (yang berbeda pandangan tersebut) memiliki kesamaan pandangan juga tentang politik, bahwa politik itu dimaknai sebagai sebuah pemerintahan, kehidupan publik, dan sebuah alokasi kewenangan nilai-nilai.
Pembahasan yang pertama, politik sebagai pemerintahan sering diidentikkan dengan sebuah mesin politik formal dari sebuah kesatuan negara, institusi-institusi, hukum, kebijakan publik, dan actkr politik. Politik kemudian juga merujuk kepada aktivitas, proses, dan struktur pemerintahan. Pendekatan politik sebagai pemerintahan selanjutnya dapat dirunkan lagi menjadi tiga elemen, yaitu organisasi, peraturan (rules), dan perwakilan (agency). Kemudian pendekatan dalam politik yang ke dua adalah politik sebagai kehiduapn publik. Awalnya sering terjadi pendikotomian bahwa ekonomi (yang umumnya erat dengan kapitalisme) cenderung menekankan pada aspek privat (hal-hal seperti keagamaan, kativitas seksual, dan pilihan-pilihan hidup) dan masalah-masalah individu, sedangkan politik berfokus pada permasalah publik yang menyangkut hajat hidup orang banyak. Ranah publik disini juga bisa  diartikan sebagai arena atau kativitas yang meliputi kepentingan orang banyak secara sebstansial. Sehingga konsep mengenai publik disini lebih luas dari konsep neo-klasik tentang barang publik dan eksternalitas.
Kemudian pendekatan politik yang terakhir adalah politik sebagai alokasi kewenangan suatu nilai. Menurut konsep ini, politik dan ekonomi memiliki kesamaan dalam metode alokasi. Ekonomi dan politik diasumsikan sebagai alternatif cara dalam membuat alokasi kelangkaan sumber daya yang ada. Politik tidak merujuk pada sistem pemerintahan yang formal, namun berbeda cara dalam pembuatan keputusan tentang produksi dan distribusi sumber daya. Seperti juga terlihat dalam pendapat David Easton (1981) bahwa pertanyaan pokok dari ilmu politik adalah bagaimana nilai-nilai melalui kewenangan dialokasikan untuk masyarakat. Lalu bagaimana hubungan antara tiga pendekatan dalam politik tersebut ?. Sebelumnya kita harus menyadari bahwa masing-masing pendekatan dilihat sebagai esensial yang berbeda dan dalam proses selanjutnya dapat saling berelaborasi. Meski begitu, dari ketiganya terdapat satu domain yang sama yang menjadi irisan untuk menunjukan kepada satu konsep yaitu politik.
Bembahasan selanjutnya adalah mengenai pendekatan dalam ekonomi. Kadang kala ekonomi digunakan untuk merujuk pada “cara melakukan sesuatu”, pengertian ini berkonotasi pada hal efisiensi dan usaha yang minimum. Ekonomi juga sering diartikan sebagai bermacam aktivitas yang biasanya bertujuan untuk memperoleh sesuatu yang kita inginkan atau butuhkan, sehingga sering diidentikkan dengan institusi seperti pasar. Pendekatan ekonomi yang pertama adalah kalkulasi ekonomi. Ini diartikan sebagai cara memanfaatkan apa yang tersedia, selain itu juga sebagai cara untuk memahami aksi sosial sebagai hasil dari kalkulasi pribadi berikut dampak-dampaknya dalam hal pemenuhan kebutuhan.
Pendekatan yang kedua dalam ekonomi adalah menetapkan materi. Inilah karakteristik awal pemikiran tentang aktivitas ekonomi dari Arsitoteles hingga Adam Smith dan Karl Marx. Aktivitas ini tidak hanya berdasar pada cara kalkulasi, tapi juga bertujuan dalam produksi dan reproduksi barang atau menetapkan materi yang diinginkan. Sebuah interpretasi umum tentang ide yang menjadi fokus perhatian kita adalah penggunaan energi manusia di dalam penetapan barang dan jasa. Dalam penetapan ini terdapat dua dimensi yang penting: produksi dan sirkulasi. Lalu pendekatan yang ke tiga adalah the economy. Ketika kita bicara tentang ekonomi, kita telah berasumsi adanya keberadaan sebuah entitas yang berbeda: sebuah tempat (biasanya adalah pasar), lingkungan atau lapisan (a sphere), semua momen dalam pemikiran Hegelian, hingga kejelasan hubungan antar orang-orang yang bukan dalam hal politik maupun keluarga.
Jadi, setelah melihat pendekatan masing-masing dalam ekonomi dan politik, bukanlah hal yang mudah untuk mencari hubungan diantara keduanya. Ketika kita menggunakan “ekonomi” dalam hal kalkulasi ekonomi kemudian politik hadir sebagai sebuah tempat yang menawarkan kalkulasi tersebut. Ekonomi adalah cara bertindak. Politik adalah tempat untuk bertindak. Di politik, kita dapat menunjukkan atau tidak dapat menunjukan prilaku ekonomi. Pada lain hal, pendekatan ekonomi menjelasakan kepada kita apa yang kita lakukan dan kenapa kita melakukan hal tersebut. Politik secara sederhana menggambarkan konteks. Jika kita ingin menjelaskan politik kita harus berfikir tentang hal ekonomi. Keterlibatan ekonomi ini menjelaskan pentingnya sebuah tema baru yang disebut ekonomi politik, seperti yang sudah dijelaskan di bagian awal. Ekonomi politik juga sedikit tentang hubungan antara ekonomi dan politik dipahami sebagai usaha pemisahan, lebih tentang subordinasi politik terhadap ekonomi. Seperti penjelasan kuliah sebelumnya, meski ekonomi dan politik memiliki perbedaan dalam hal tujuan (keuntungan materil dan mencari status yang lebih tinggi di tengah masyaraat), kedua entitas ini memiliki kesamaan dalam hal kepuasan (walaupun parameter kepuasannya berbeda).

Read Users' Comments (0)

0 Response to "Politik dan Ekonomi"

Posting Komentar